Menjadi Penonton di Negeri Sendiri | BLOG GURU SMP

Menjadi Penonton di Negeri Sendiri


guruahmadfauzi.com
- Salam guru profesional, berjumpa kembali dengan website seputar dunia pendidikan yang berisi informasi kependidikan Serta mengupas tuntas tentang kiprah guru sebagai pendidik, penulis dan pengusaha (guru 3 in 1) yang dikemas dengan bahasa yang sederhana untuk memberikan kontribusi memajukan pendidikan di Indonesia. Aamiin.

Pada kesempatan yang berbahagia ini guruahmadfauzi.com akan berbagi artikel tentang "Menjadi Penonton di Negeri Sendiri". Artikel ini memotret lulusan  SMK yang menjadi penyumbang pengangguran di Indoenesia dan bagaimana mensikapinya. Ingin tahu lebih banyak tentang artikel ini, silahkan dibaca ya !

SMK memberikan bekal keterampilan kepada peserta didiknya. Agar siap memasuki dunia kerja dan dunia usaha. Keterampilan yang diberikan sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipilih. Keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja bukan sekedar terampil saja. Namun kemampuan softkill perlu dibekali kepala siswa SMK. Misalnya leadership, manajemn diri, manajemen waktu, integritas dan lain-lain. Sehingga calon tenaga kerja siap pakai atau siap latih. Sehingga perusahaan tidak mengeluarkan biaya lagi untuk training kecuali pada keahlian khusus.

Fenomena bertambahnya pengangguran di negeri ini, seakan menjadi tanda bahwa kita kalah bersaing atau lapangan kerja belum tersedia. Penyediaan lapangan kerja belum sepadan dengan pencari kerja baru. Tuntutan kompetensi atau skill menjadi permasalahan baru manakala kita harus bersaing tenaga kerja asing. Dengan dibukanya kran pasar bebas dan Indonesia menjadi anggota masyarakat Asean (MEA), AFTA menambah persoalan baru untuk segera dicari pemecahan. Tenaga kerja asing bisa masuk dengan mudah. Menempati posisi strategis di perusahaan yang ada di Indonesia. Bahkan buruh kasar membanjiri proyek-proyek strategis.

Banyak fakta dan data menunjukkan kita hanya sekedar penonton bukan pemain. Buruh migran atau pekerja asing bekerja di Indonesia. Setiap lini banyak diisi orang asing dan sekali lagi kita penonton abadi di negeri sendiri. Penonton hanya bisa melihat. Diam. Tidak berkiprah. Membiarkan orang dari negara lain mengisi pembangunan. Kita pasif. Kita korban perubahan dan keadaan. Bila tidak siap kita akan makin tergilas oleh perubahan. Zaman now menuntut untuk berubah dalam berbagai aspek. Agar tidak menjadi penonton di negeri sendiri kita harus berubah. Pola pikir berubah. Mindset juga berubah. Budaya kerja wajib berubah dan kebiasaan juga harus berganti mengikuti perkembangan zaman.

Peran pendidikan harus berperan aktif dalam menyiapkan lulusan yang kerja bukan pengangguran. Kurikulum wajib mengikuti perkembangan tekologi dan informasi. Pendidikan jangan berjalan sendirian. Guru profesional memang sebuah keharusan. Sekolah nyaman perlu diciptakan. Agar output penddikan tidak langsung menganggur tapi siap kerja. Bila sekolah mememenuhi 8 standar pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah tentunya standar calon pekerja atau lulusan SMK siap bekerja dan memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Sebenarnya sistem pendidikan di negeri ini bukan satu-satunya faktor yang berperan dalam menciptakan pengangguran. Banyak faktor yang mempengaruhi termasuk kondisi ekonomi, kepastian hukum, keamaan, politik dan lain-lain. Agar kita tidak menjadi penonton di negeri sendiri banyak hal yang dilakukan dan dipersiapkan. Baik faktor internal maupun eksternal calon pekerja. Masyarakat Ekonomi Asean menjadi kemestian karena kita bagian kancah dari masyarakat Internasional.

Dengan kekayaan alam Indonesia yang melimpah, masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola oleh Bangsa Indonesia. Kita bergantung dengan pihak asing dari ilmu dan teknologi sampai sumber daya manausianya. Kapan negeri ini bisa mandiri. Perlu komitmen kuat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tenaga kerja kita tidak menjadi penonton dinegeri sendiri antara lain :
Peningkatan kompetensi Tenaga Kerja Indonesia ditambah kemampuan berbahasa dan jiwa entrepreneurship. Makin kompeten tenaga kerja indonesi akan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing yang masuk atau bekerja di Indonesia.

Tenaga kerja perlu bekal ilmu pengetahuan yang mumpuni dan pengalaman banyak serta keimanan dan rasa nasiolisme cinta tanah air agar lebih membela bangsanya dan tidak membelot mementingkan bangsa atau negara lain.

Perbanyak wirausaha baru dan penciptaan ekonomi kreatif. Wirausaha baru akan membuka peluang kerja dan penyerapan tenaga kerja Wirausaha baru terbentuk manakala dipersiapkan sejak bangku sekolah. Pembelajaran diarahkan membentuk karakter atau mental pengusaha baru. Mindset pengusaha bukan bercita-cita menjadi karyawan. Ekonomi kreatif, peluang usaha yang mulai banyak dikembangkan dan didukung pemerintah. Bahkan Pemerintah membentuk badan pengembangan ekonomi sehingga perusahaan startup bermunculan. Transaksi online atau toko online babak baru perubahan transaksi bisnis sekarang.
Masyarakat perlu merubah paradigma atau pola pikir untuk mencintai produk negeri sendiri. Jangan bangga dengan produk negara lain. Kebanggaan dalam bentuk membeli dan menggunakan barang dalam negeri sehingga perekonomian akan berkembang dan kita tidak menjadi penonton di negeri ini.

Sinergi berbagai pihak antara pemerintah sebagai pembuat regulasi, dunia usaha sebagai pelaku usaha dan masyarakat akan dapat memberikan kontribusi bagi kelangsungan perekonomian Indonesia. Janganlah berjalan sendiri-sendiri. Karena kita semua Indonesia.

0 Comments

Iklan